Bukan sebuah buku, habis gelap terbitlah terang adalah kumpulan surat?

Bukan sebuah buku, habis gelap terbitlah terang adalah kumpulan surat?

Siapa sih.. yang tidak mengenal R.A. Kartini? Semua orang pasti tahu. Beliau adalah pahlawan emansipasi wanita Indonesia. Lahir di Jepara, 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, 17 September 1904. Dilansir dari id.m.wikipedia.org/wiki/Kartini Kartini memiliki nama asli Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat, seorang tokoh Jawa pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Tak hanya itu, kalian pasti tahu tentang buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”, bukan? Awalnya, itu bukan sebuah buku. Kalau awalnya bukan buku, lalu apa ya? Mari kita simak bersama. R.A. Kartini sangat rajin membaca buku. Mengutip dari boombastis.com/fakta-kartini, salah satu buku yang paling disukainya adalah karya Multatuli berjudul Minnebrieven yang berisi cara pemerintah Belanda menindas bangsa Indonesia. R.A. Kartini tak hanya suka membaca, tetapi juga suka menulis, baik artikel maupun surat pribadi. Karena itulah, R.A. Kartini seringkali mengirimkan surat untuk Mr.J.H. Abendanon dan teman-temannya di Belanda. Setelah R.A. Kartini meninggal dunia, Mr.J.H. Abendanon berinisiatif mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang dikirim oleh R.A. Kartini tersebut. Surat-surat yang telah dibukukan itu diberi judul Door Duisternis Tot Licht atau yang lebih dikenal Habis Gelap Terbitlah Terang. Surat-surat yang berisi pemikirannya tentang pendidikan wanita mengundang banyak perhatian masyarakat. Pemikiran R.A. Kartini mampu mengubah cara pandang masyarakat mengenai adat istiadat serta pendidikan para wanita ke depannya. Ternyata, judul yang sangat familiar itu mengungkap sebuah fakta yang mungkin belum banyak orang tahu. Habis Gelap Terbitlah Terang awalnya bukanlah buku, melainkan surat-surat yang berisi pemikiran pemikiran R.A. Kartini untuk teman-temannya.   Penulis : Salsabila Lahyslhania XI TKJ 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *