Sejarah Buku dan Animo Literasi di Indonesia

Sejarah Buku dan Animo Literasi di Indonesia

 

Tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional.

Peringatan Hari Buku nasional (Harbuknas) ini telah ada sejak 2002. Mentri Pendidikan kala itu, Abdul Malik Fadjar, adalah orang yang pertama kali mencetuskan hari buku nasional tersebut. Tanggal 17 Mei dipilih dengan dasar yang jelas. Penetapan Harbuknas kala itu didasarkan dengan momentum hari berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 17 Mei 1980.

Melansir dari https://id.wikipedia.org/wiki/Buku buku merupakan kumpulan/ himpunan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan, gambar atau tempelan, setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku tersebut. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e.

 

Apa Buku Ada Sejarahnya?

Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Dikutip dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/17/164500269/17-mei-hari-buku-nasional?page=all awalnya, buku pertama lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang.

Berabad-abad kemudian di Tiongkok, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut memengaruhi sistem penulisan di Tiongkok yang huruf-hurufnya ditulis secara vertikal, yaitu dari atas ke bawah.

 

Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Tiongkok berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu yang ditemukan oleh Tsai Lun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Tiongkok ke Eropa pada awal abad ke-11.

Di sinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg, perkembangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku. Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai seorang kutu buku.

Mengapa Buku Sangat Penting?

Minat baca di Indonesia ki ni masih rendah sehingga menumbuhkan kebiasaan membaca buku menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan yang dihadapi Indonesia tidak hanya agar seluruh warga bisa membaca, menulis dan menghitung, tetapi juga menyiapkan generasi penerus bangsa dengan kemampuan memadai sebab terkait kualitas hidup masyarakat. Untuk mewujudkan itu, pemerintah Indonesia menyebutkan ada tiga modal utama yang harus dimiliki literasi dasar, kompetensi utama, dan karakter.

 

Literasi adalah bekal penting yang sangat diperlukan untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Literasi dasar terkait dengan kemampuan baca, tulis dan hitung. Untuk meningkatkan kegemaran baca bisa dimulai dengan menumbuhkan minat membaca, kebiasaan membaca, budaya membaca hingga kemampuan membaca. Serta dibarengi kemampuan literasi lain, yaitu literasi IT, literasi sains, literasi finansial dan kemampuan literasi lain seiring perkembangan zaman. Modal kompetensi yang dibutuhkan di masa depan adalah kemampuan berpikir kritis, kemampuan untuk kreatif, kemampuan berkomunikasi.

 

Oleh : Ardika Perdana Putra

email : ardikaputra@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *